Bertempat di Aula lantai 1 Balaikota Depok, Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail membuka Sosilalisasi Implementasi Undang-Undang Perlindungan Anak. Acara ini bertujuan agar informasi dan teknis tentang implementasi penghapusan eksplotasi seksual komersil terhadap anak, dapat diserap dan diwujudkan dengan baik.
Acara tersebut dihadiri oleh ketua Tim Penggerak PKK, Kepala Dinas Pendidikan Asep Rahmat, Perwakilan BPPKB, Kepala UPT, Perwakilan Kepala Sekolah se-Kota Depok, perwakilan Guru se-kota Depok. Acara diawali dengan laporan ketua penyelenggara, yang menyampaikan sebuah informasi berkaitan dengan perlindungana anak, berkaitan pada tahun 1992 seorang anak berpidato depan gedung PBB. Yang berisikan mengenai E-CO organisasi, tentang bagaimana interaksi anak terhadap lingkungan, kelaparan anak, global waming, dan mengajak orang dewasa agar lebih mencintai bumi dan berhenti merusak bumi.
Kemudian dilanjutkan dengan sambutan Walikota Depok, Nurmahmudi Ismail. Menurutnya, anak merupakan asset strategis, generasi penerus dimasa mendatang. Banyak hasil karya anak bangsa, hasil dari anak yang dididik dengan benar. Kegiatan ini merupakan upaya proses fasilitas bahwa sekolah merupakan agen pembentukan karakter melalui bapak dan ibu gurunya disekolah. Walokota juga menyampaikan pengalamannya ketika beberapa waktu beliau mengadakan kunjungan ke Korea Selatan. Beliau mengatakan Indonesia merupakan Negara berkembanng dalam berbagai bidang diantara teknologi. Negara korea selatan yang luas wilayahnya tidak lebih dari pulau Jawa, dan penduduknya hanya 85 juta. “namun berhasil megembangkan SDM dan bidang teknologi Informasi, korea berhasil mengembangkan Industri perkapalan nomor 2 di dunia, dan nomor 5 pertambangan baja didunia. Saat ini korea merupakan ancaman produksi teknologi HP bagi Amerika,” jelasnya.
Indonesia yang memiliki banyak kelebihan SDA harus memiliki SDM, yang harus lebih mempunyai kemauan untuk maju, dan menciptakan suatu inovasi yang bermanfaat dan diakui dunia, marilah kita bersama membentuk anak-anak berkarakter dan berkualitas.
Walikota berharap, tidak ada praktek percontekan yang diizinkan oleh oknum guru. Para tenaga didik seharusnya, mengajarkan nilai kejujuran dan kemauan belajar. Jiwa kesatria. Semoga hal tersebut tidak terjadi lagi di kota Depok. Beliau juga berpesan agar warnet tidak disalah gunakan pada jam belajar, apalagi untuk keperluan main game online. Internet dan teknologi informasi diizinkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan hal yang positif.
Beliau juga meminta, lembaga pendidikan harus dapat mengkomunikasikan Informasi dan Ilmu dengan baik, seskipun ada prestasi mendali yang diraih pada Olimpiade OSN oleh siswa dan siswi kota Depok. Namun secara akumulatif dan tingkat kota, Depok masih gagal dalam hal pendidikan, kepala UPT diminta agar mempunyai data. Penyelenggara pendidikan, UPT dan Disdik diharapkan mempunyai sinergi dalam komunikasi.
“Anak-anak jalanan termasuk eksploitasi anak dalam bidang ekonomi, maka jika orangtuanya masih ada, akan diberikan pembinaan, jika melihat anak jalanan, warga dapat melaporkan ke satpol PP atau Disnakersos,” tegasnya. Terkait dengan kekerasan fisik terhadap anak, Walikota mengatakan jika hal terdapat di kota Depok apalagi di bidang pendidikan maka si pelaku akan ditindaklanjuti sesuai undang-undang yang berlaku.